Wednesday, November 4, 2009
Operasi BYPASS untuk penderita jantung koroner
Ada beragam penyakit jantung, yakni jantung bawaan, jantung katup rematik, jantung darah tinggi, jantung kardiomiopati, dan jantung koroner. Penyakit jantung koroner (PJK) menduduki peringkat pertama.
Di antara penyakit lain, PJK merupakan pembunuh nomor satu baik bagi pria maupun wanita. Menurut data dari American Heart Association tahun 1996, 13,5 juta penduduk dunia menderita PJK dan 1,5 juta mengalami serangan jantung.
Oleh Dr. Dedi Affandi, Sp.JP(K), FIHA, ditegaskan bahwa sampai saat ini langkah yang paling maju untuk menangani PJK adalah operasi by pass atau pemasangan stent. “Belum ada yang lain,” kata spesialis jantung dari RSCM-FKUI ini. Bahkan, sampai sekarang belum ada obat dokter yang bisa menghilangkan plak atau ateroma yang menyumbat koroner jantung.
Obat Paling Jelek
Meski demikian, banyak juga pasien dengan keadaan jantung jelek tetap saja tidak dioperasi. Tak sedikit pula pasien yang ditangani Dr. Dedi lebih memilih terapi dengan obat. Padahal, terapi ini seringkali terasa membosankan karena obat harus diminum rutin setiap hari.
“Sebenarnya terapi alternatif ini langkah yang paling jelek. Tetapi, langkah ini saya ambil karena memperhitungkan banyak hal, terutama segi usia pasien,” ungkapnya.
Kebetulan pasien Dr. Dedi kebanyakan berusia lebih dari 50 tahun. Bagi mereka, kemungkinan selamat setelah operasi sebanding dengan terapi pengobatan. Karena itu, menurut Dr.Dedi, terapi obat lebih efektif sekaligus lebih aman daripada operasi. Apalagi tidak semua pasien memiliki cukup dana, mengingat operasi jantung memang sangat mahal.
Setidaknya ada tujuh jenis obat yang tersedia untuk penyakit jantung, tergantung dari kasus masing-masing. Obat antiangina (nitrat, beta blocker, calcium channel blockers) berguna untuk mengurangi konsumsi oksigen otot jantung dan menambah aliran darah koroner dengan cara melebarkan pembuluh darah.
Ada obat yang berfungsi sebagai diuretik, untuk meningkatkan pengeluaran garam dan air lewat urin. Dengan demikian mengurangi jumlah cairan dalam sirkulasi sekaligus menurunkan tekanan darah.
Ada pula yang disebut obat-obat digitalis, yaitu yang berfungsi sebagai penambah kekuatan kontraksi otot jantung, sehingga memperbaiki kemampuan jantung. Meski ada obat khusus yang berfungsi memperlambat denyut jantung (antiaritmia), obat-obat digitalis kerap dipakai untuk antiaritmia ini.
Selanjutnya ada obat-obatan antihipertensi yang bekerja dengan cara melebarkan pembuluh darah dan atau merilekskan otot halus arteri. Yang paling populer adalah obat-obatan antiplatelet yang berfungsi mengencerkan darah, contohnya aspirin. “Obat-obatan ini saja sudah cukup bagi para pasien jantung untuk bertahan hidup,” ujarnya.
Mencapit Plak
Tersumbatnya pembuluh koroner, setidaknya disebabkan oleh tiga hal. Pertama, akibat gula darah terlalu tinggi seperti pada penderita kencing manis. Gula darah yang berlebih menyebabkan lemak yang masuk dalam darah tersangkut dan menimbulkan sumbatan pada pembuluh darah koroner di otak, jantung, maupun ginjal.
Kedua, akibat oksidan atau molekul labil yang diproduksi tubuh atau masuk dari luar tubuh. Keadaan ini menyebabkan rusaknya pembuluh darah, sehingga terjadi aterosklerosis. Karena itu, antioksidan sangat diperlukan.
“Jumlah orang Perancis yang sakit jantung lebih sedikit dibanding orang Amerika, padahal asupan lemak mereka sama banyaknya. Itu karena setelah makan bistik orang Perancis minum anggur. Dalam anggur Perancis terkandung antioksidan flavonoid yang cukup tinggi,” tutur Dr. Dedi. Sekarang orang menggunakan teh hijau yang juga memiliki sifat antioksidan.
Sebelum penggunaan bahan-bahan alternatif untuk menurunkan risiko PJK, tambah Dr. Dedi, ada bahan antioksidan yang berfungsi mengkhelasi sumbatan. Khelasi atau chelation atau chelate berasal dari bahasa Yunani, chele, yang artinya mencapit, mencekik, atau kepiting.
Cairan untuk khelasi berupa asam amino dan disebut EDTA (Ethylene Diamin Tetracetic Acid). Cairan ini dimasukkan ke dalam pembuluh darah melalui infus. Seterusnya cairan ini akan mencapit atau mengikat plak di seluruh dinding pembuluh dan merontokkannya secara perlahan. Hasil rontokan otomatis terbuang bersama urin lewat ginjal.
Cara ini tidak populer di kalangan dokter di Indonesia, meski ada dokter yang melakukannya. Meski lebih aman dan lebih murah dibanding operasi, bagi Dr.Dedi khelasi tidak terlalu andal.
Jangan Stres
Terapi paling penting yang wajib dijalani penderita jantung, menurut Dr. Dedi, adalah selalu tawakal menerima keadaan. “Jangan stres. Makanya saya ‘kan selalu bercanda dengan pasien,” katanya, di hadapan pasien yang sedang duduk berderet.
Banyak orang sering sulit mensyukuri hidupnya, sulit menerima keadaan termasuk sakit yang dideritanya, meski itu akibat kesalahan sendiri. Muncullah stres.
Padahal, begitu otak menerima sinyal bahwa kita sedang stres, perintah untuk meningkatkan sistem simpatetik berjalan. Akibatnya, hormon stres dan adrenalin meningkat. Lever melepaskan gula dan lemak dalam darah untuk menambah bahan bakar, pernapasan lalu menjadi cepat sehingga jumlah oksigen bertambah. Dengan sendirinya jantung bekerja makin kencang. Tekanan darah pun meningkat. Kondisi ini berbahaya bagi penderita jantung.
Stres memang menjadi salah satu faktor risiko munculnya penyakit jantung. Itu sebabnya bila stres dikelola dengan baik akan memperbaiki kerja jantung. Ini adalah terapi yang sederhana, tetapi sangat berarti demi memperpanjang harapan hidup penderita jantung.
“Tentu saja, aturan-aturan lain seperti mengatur makan, cukup beraktivitas dan istirahat, hindari konsumsi makanan berlemak tinggi, tidak merokok, dan lain-lain harus mengiringi semua terapi tersebut. Anda harus hidup disiplin kalau tidak mau cepat mati,” ujarnya.
Biar Tekanan Darah Turun, Meditasilah
Dr. Dedi Afandi, Sp.JP(K), FIHA, spesialis jantung dari RSCM-FKUI, mengakui bahwa terapi alternatif semacam tusuk jarum, yoga, ramuan herbal dalam banyak kasus menunjukkan efek baik. “Artinya penderita merasa segar, tidak sesak napas atau lemah. Tusuk jarum mampu memperkuat organ jantung, meskipun saya tidak tahu bagaimana hal itu bisa berlangsung,” katanya.
Bila para pasiennya ingin mencoba terapi tersebut, ia tidak melarang. Namun, ia tidak pernah mengikutsertakan terapi itu dalam proses perawatan dan pengobatan yang diterapkannya. “Terapi mandi air hangat atau sauna, terutama bila sehabis sauna mengguyur badan dengan air dingin, saya tidak mengizinkan sama sekali. Pembuluh darah bisa menyempit lagi. Bahaya!” sebutnya.
Salah satu terapi aman yang bisa dijalani yakni meditasi. Pemanfaatan meditasi untuk menangani faktor-faktor risiko penyakit jantung koroner (PJK) baru diteliti pada taraf awal. Namun, beberapa peneliti telah mencatat efektivitas meditasi terhadap masalah jantung, terutama yang terkait dengan hipertensi.
Peneliti terkemuka Dr. Herbert Benson dari Harvard Medical School mencatat bahwa meditasi yang teratur dapat menurunkan tekanan darah secara berarti pada banyak penderita hipertensi. Dr. Benson juga menemukan, meditasi menghasilkan kondisi rileks, keadaan yang berlawanan dengan respon fight or flight (kondisi ketika orang sedang mengalami stres tinggi).
Kemungkinan besar, menurut Dr. Benson, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk akibat penurunan aktivitas sistem saraf simpatetik. Karena itu, efek secara fisik dari meditasi adalah menurunkan denyut jantung dan keperluan oksigen bagi tubuh.
Pada mereka yang melakukan meditasi, konsumsi oksigen menurun menjadi 10-20 persen. Penurunan ini berawal pada 3 menit pertama meditasi. Menariknya, penurunan ini justru lebih besar dibanding ketika kita tidur, yang hanya mencapai kurang lebih 8 persen dan butuh waktu 4-5 jam. Jadi, lebih baik meditasi daripada tidur.
Yang penting, meditasi menurut Dr. Benson mampu menurunkan frekuensi aritmia jantung. Ini berarti bagi penderita PJK, meditasi sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup.
Sumber
Wednesday, May 27, 2009
Kehamilan ektopik
Kehamilan ektopik merupakan kehamilan dengan sel telur yang telah dibuahi tumbuh dan berimplantasi (menempel) di tempat yang normal yakni dalam endometrium (selaput lendir yang kaya kelenjar) rongga rahim (kavum uterus).
Kehamilan ektopik dapat terjadi di beberapa tempat pada organ reproduksi wanita selain rongga rahim, antara lain di tuba falopii (saluran telur), kanalis servikalis (leher rahim), ovarium (indung telur), dan rongga perut. Yang terbanyak terjadi di tuba falopii (90%).
Kehamilan ektopik dapat mengalami abortus (ruptur/gugur) apabila kehamilan berkembang melebihi kapasitas ruang tempat implantasi, keadaan ini disebut kehamilan ektopik terganggu. Kehamilan ektopik merupakan suatu keadaan yang berbahaya karena dapat menyebabkan perdarahan hebat dan berulang. Pada akhirnya, ini dapat menyebabkan penurunan fertilitas atau kesuburan dan bahkan kematian ibu dan janin. Seram ya?
Pada kehamilan normal, proses pembuahan (pertemuan sel telur dengan sperma) terjadi pada tuba, kemudian sel telur yang telah dibuahi digerakkan dan berimplantasi pada endometrium rongga rahim. Kehamilan ektopik dapat disebabkan antara lain karena bekas radang pada tuba, sehingga hasil pembuahan terhambat ke rongga rahim, terdapat tumor atau kista pada tuba, endometriosis (jaringan endemetrium ditemukan di luar kavum uteri dan di luar miometrium), memiliki riwayat operasi tuba, dan kelainan anatomi kongenital.
Pada kehamilan perut, janin berkembang dalam rongga perut, namun tempat pertumbuhan yang tidak sempurna menyebabkan janin tidak tumbuh normal atau kematian janin. Bila janin meninggal pada usia kehamilan lanjut, maka janin dapat membatu.
Bagaimana gejala kehamilan ektopik? Gejala awal yang harus diperhatikan antara lain terdapat tanda-tanda kehamilan, seperti mual, muntah, tidak menstruasi, dan sebagainya, nyeri yang dapat dirasakan pada satu sisi atau kedua sisi perut bagian atas, bawah, atau seluruh bagian perut, terdapat bercak darah (spotting) atau perdarahan yang biasanya berwarna hitam.
Gejala yang lebih lanjut antara lain penderita pucat, kesadaran menurun atau lemah, bahkan syok akibat kehilangan banyak darah, nyeri bahu dan bagian samping leher, nyeri perut yang disertai perut menegang.
Walaupun gejala-gejala tersebut telah jelas, namun tetap perlu dilakukan beberapa pemeriksaan pada penderita. USG (ultrasonografi) dapat memberi diagnosa pasti kehamilan ektopik bila ditemukan kantong gestasi di luar rahim yang di dalam kantong gestasi tersebut tampak denyut jantung janin.
Laparoskopi merupakan diagnosa awal yang sangat berguna pada kehamilan ektopik, dengan cara ini dapat dilihat perubahan-perubahan pada tuba secara langsung.
Penanganan kehamilan ektopik harus sesegera mungkin. Bila kehamilan ektopik telah diketahui sejak dini, ketika belum terjadi ruptur dan penderita dalam kondisi stabil, maka dapat diberikan obat. Pemberian obat ini dilakukan dengan pengawasan yang ketat dan penderita juga harus memenuhi kriteria pemberian obat tersebut.
Haruskah operasi? Operasi dilakukan sesuai kondisi penderita. Bila penderita sudah punya cukup anak dan terdapat kelainan pada tuba, maka dipertimbangkan pengangkatan tuba untuk mencegah kehamilan ektopik berulang. Namun bila penderita belum mempunyai anak atau masih ingin mempunyai anak lagi, maka dipertimbangkan operasi untuk mempertahankan tuba.
Deteksi dini kehamilan ektopik sangat penting karena dengan mengetahui sejak awal, maka dapat dilakukan penanganan secara cepat.
Kehamilan kosong (blighted ovum)
Namun sayang, meskipun janin sudah terbentuk, tapi janin tersebut tidak tumbuh berkembang dengan sempurna. Kandungan hanya berupa kantong yang berisi cairan. Seorang ibu akan diindikasikan telah mengalami kehamilan kosong apabila telah dipastikan melalui pemeriksaan USG. | |||
|
Sunday, May 3, 2009
Keputihan
Keputihan dapat dibagi menjadi dua macam, yakni keputihan fisiologis yang adalah respon tubuh normal dan patologis yang adalah bukan respon tubuh secara normal. Dalam keadaan normal, vagina memproduksi cairan yang berwarna bening, tidak berbau, tidak berwarna, jumlahnya tak berlebihan dan tidak disertai gatal. Cairan ini berfungsi sebagai alat perlindungan alami, mengurangi gesekan dinding vagina saat berjalan dan saat melakukan hubungan seksual
Selain cairan tersebut, di dalam vagina juga hidup kuman pelindung yang disebut sebagai flora doderleins yang dalam keadaan normal, berfungsi menjaga keseimbangan ekosistem vagina. Pada kondisi tertentu keseimbangan itu dapat terganggu, misalnya, saat stres sehingga daya tahan tubuh rendah, menjelang dan setelah haid, kelelahan, diabetes, saat terangsang, hamil, atau mengonsumsi obat-obat hormonal seperti pil KB. Gangguan ini mengakibatkan cairan vagina yang keluar sedikit berlebih. Inilah yang disebut keputihan (leukorre atau flour albus). Tapi keputihan yang diakibatkan oleh hal – hal yang telah disebutkan di atas biasanya masih dalam taraf normal karena tidak ada perubahan warna, bau, atau rasa gatal. Wanita yang mengalami keputihan ini tidak perlu melakukan pengobatan. Perawatan cukup dengan air rebusan daun sirih atau sabun – sabun pembersih vagina yang banyak dijual di pasaran. Akan tetapi, penggunaan sabun ini tidak boleh berlebihan karena dapat mematikan flora doderleins yang berguna untuk menjaga tingkat keasaman di dalam vagina.
Keputihan yang harus diwaspadai adalah keputihan yang bukan respon tubuh normal, dengan kata lain,patologis. Keputihan ini berupa cairan berwarna kekuningan hingga kehijauan, jumlahnya banyak bahkan bisa sampai keluar dari celana dalam, kental, lengket, berbau tidak sedap atau busuk, terasa sangat gatal atau panas, dan menimbulkan luka di daerah mulut vagina. Keputihan jenis ini harus diwaspadai mengingat dapat menjadi salah satu indikasi gejala adanya kanker leher rahim. Oleh karena itu, keputihan patologis harus dicari penyebabnya dan diobati secara adekuat sejak dini.
Banyak sekali hal – hal yang dapat menyebabkan keputihan patologis, tapi umumnya disebabkan oleh infeksi saluran reproduksi. Infeksi tersebut dapat berasal dari :
a. jamur Candida atau Monilia
Keputihan akibat jamur ini akan berwarna putih susu, kental, berbau agak keras, disertai rasa gatal yang dominan pada vagina. Akibatnya, mulut vagina menjadi kemerahan dan meradang. Keputihan ini biasanya dipicu oleh kehamilan, penyakit kencing manis, pemakaian pil KB, dan rendahnya daya tahan tubuh. Bayi yang baru lahir juga bisa tertular keputihan akibat jamur Candida ini karena tanpa sengaja tertelan cairan ibunya yang adalah penderita saat persalinan.
b. Parasit Trichomonas Vaginalis
Ditularkan terutama lewat hubungan seks sehingga termasuk salah satu dalam Penyakit Menular Seksual (PMS), namun selain hal itu juga dapat lewat perlengkapan mandi, atau bibir kloset yang telah terkontaminasi.Cairan keputihan sangat kental, berbuih, berwarna kuning atau kehijauan dengan bau anyir. Keputihan karena parasit ini tidak menyebabkan gatal, tapi nyeri bila liang vagina ditekan.
c. Bakteri Gardnella
Sebagian besar wanita yang mengalami infeksi vagina bakterial tanpa gejala – gejala berarti disebabkan oleh bakteri ini. Keputihan biasanya encer, berwarna putih keabu-abuan, berair, berbuih, dan berbau amis (fishy odor). Bau akan lebih menusuk setelah melakukan hubungan seksual dan menyebabkan darah menstruasi berbau tidak enak. Jika ditemukan iritasi daerah vagina seperti gatal biasanya bersifat lebih ringan daripada keputihan yang disebabkan oleh Candida albicans atau Trichomonas vaginalis.
d. Virus
Keputihan akibat infeksi virus juga sering ditimbulkan penyakit kelamin seperti condyloma, herpes, HIV/AIDS. Condyloma ditandai tumbuhnya kutil-kutil yang sangat banyak disertai cairan berbau. Penyakit ini sering menjangkiti wanita hamil. Sedangkan virus herpes ditularkan lewat hubungan badan. Gejalanya seperti luka melepuh, terdapat di sekeliling liang vagina, mengeluarkan cairan gatal, dan terasa panas. Perlu diwaspadai karena keputihan akibat virus karena virus yang menginfeksi dapat menjadi salah satu faktor pemicu kanker rahim.
Keputihan juga dapat disebabkan oleh alergi akibat benda-benda yang dimasukkan secara sengaja atau tidak ke dalam vagina misalnya tampon, obat atau alat kontrasepsi, rambut kemaluan serta benang yang berasal dari selimut, celana, dan lainnya. Selain itu, keputihan dapat juga disebabkan karena luka misalnya tusukan, benturan, tekanan atau iritasi yang berlangsung lama.
Perlu diingat, keputihan tidak menyebabkan kanker. Keputihan hanyalah salah satu gejala yang ditimbulkan oleh kanker, misalnya kanker leher rahim. Keputihan yang ditimbulkan oleh kanker leher rahim memberikan gejala berupa sekret encer, berwarna merah muda, coklat mengandung darah atau hitam serta berbau busuk.
Keputihan akibat infeksi yang dibiarkan tidak diobati dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan kemandulan. Hal ini dikarenakan infeksi meluas ke rongga rahim, ke saluran telur dan kemudian sampai ke indung telur dan bisa menyebar sampai ke dalam rongga panggul.
Tidak perlu panik jika mengalami keputihan. Umumnya, wanita memang mengalami keputihan, apalagi di Indonesia yang tingkat kelembapan udaranya tinggi. Upaya pencegahan, dapat berupa:
1. Selalu menjaga kebersihan diri, terutama kebersihan alat kelamin. Rambut vagina atau pubis yang terlampau tebal dapat menjadi tempat sembunyi kuman. Jadi, jangan lupa menggunting atau membersihkannya agar pemberian obat keputihan berupa salep lebih mudah menyerap.
2. Biasakan untuk membasuh vagina dengan cara yang benar, yaitu dengan gerakan dari depan ke belakang. Cuci dengan air bersih setiap buang air dan mandi. Jangan lupa untuk tetap menjaga vagina dalam keadaan kering.
3. Hindari suasana vagina yang lembab berkepanjangan karena pemakaian celana dalam yang basah, jarang diganti dan tidak menyerap keringat. Usahakan menggunakan celana dalam yang terbuat dari bahan katun yang menyerap keringat. Pemakaian celana jins terlalu ketat juga meningkatkan kelembaban daerah vagina. Ganti tampon atau panty liner pada waktunya.
4. Jika keputihan masih dalam taraf ringan, coba gunakan sabun atau larutan antiseptik khusus pembilas vagina, tapi jangan gunakan berlebihan karena hanya akan mematikan flora normal vagina dan keasaman vagina juga terganggu. Jika perlu, konsultasikan dulu ke dokter.
5. Hindari terlalu sering memakai bedak talk di sekitar vagina, tisu harum, atau tisu toilet. Ini akan membuat vagina kerap teriritasi.
6. Perhatikan kebersihan lingkungan. Keputihan juga bisa muncul lewat air yang tidak bersih. Jadi, bersihkan bak mandi, ember, ciduk, water torn, dan bibir kloset dengan antiseptik untuk menghindari menjamurnya kuman.
7. Setia kepada pasangan merupakan langkah awal untuk menghindari keputihan yang disebabkan oleh infeksi yang menular melalui hubungan seks.
Beberapa langkah yang dapat dilakukan apabila ternyata menderita keputihan adalah sebgai berikut:
1. Berkonsultasilah ke dokter kandungan, Dokter akan memberi obat sesuai keluhan dan penyebab. Umumnya keputihan yang disebabkan oleh infeksi diberikan obat-obatan untuk mengatasi keluhan dan menghentikan proses infeksi sesuai dengan penyebabnya. Obat-obatan yang digunakan dalam mengatasi keputihan biasanya berasal dari golongan flukonazol untuk mengatasi infeksi candida dan golongan metronidazol untuk mengatasi infeksi bakteri dan parasit. Sediaan obat dapat berupa sediaan oral yang berupa tablet atau kapsul, topikal seperti krem yang dioleskan dan uvula yang dimasukkan langsung ke dalam liang vagina. Untuk keputihan yang ditularkan melalui hubungan seksual, terapi juga diberikan kepada pasangan seksual dan dianjurkan untuk tidak berhubungan seksual selama masih dalam pengobatan.
2. Bagi yang sudah berkeluarga, lakukan pemeriksaan bersama pasangan.
3. Jika masih belum sembuh juga, lakukan uji resistensi obat dan mengganti dengan obat lain. Ada kemungkinan bahwa kuman ternyata resisten terhadap obat yang diberikan.
4. Bagi yang sudah menikah, lakukan pap smear. Apalagi jika sudah berumur › 35 tahun dan keluhan keputihan diikuti dengan adanya sesuatu yang mencurigakan di mulut rahim karena dikhawatirkan adalah virus yang dapat memicu kanker. Idealnya, pap smear dilakukan setahun sekali.
5. Jika positif terkena virus, bisa dilanjutkan dengan pemeriksaan mulut rahim dengan menggunakan alat pembesar yang diletakkan di luar bibir vagina. Sebagai penunjang, lakukan pula tes urin dan tes darah.
6. Yang paling penting adalah jagalah kebersihan daerah vagina anda dan cobalah untuk membiasakan pola hidup yang sehat agar daya tahan tubuh baik untuk mendukung pengobatan yang sempurna.
Pengetahuan akan keputihan secara tepat akan membantu dalam membedakan antara keputihan yang normal dengan keputihan yang patologis. Sehingga pencegahan dan penanggulangan dapat dilakukan secara dini dan menghindarkan Anda dari kemandulan dan kanker leher rahim lebih lanjut. Dengan demikian jagalah selalu kesehatan diri termasuk di area pribadi Anda. (Gracia Dewi I.)