Wednesday, May 27, 2009

Kehamilan ektopik

Kehamilan ektopik merupakan kehamilan dengan sel telur yang telah dibuahi tumbuh dan berimplantasi (menempel) di tempat yang normal yakni dalam endometrium (selaput lendir yang kaya kelenjar) rongga rahim (kavum uterus).

Kehamilan ektopik dapat terjadi di beberapa tempat pada organ reproduksi wanita selain rongga rahim, antara lain di tuba falopii (saluran telur), kanalis servikalis (leher rahim), ovarium (indung telur), dan rongga perut. Yang terbanyak terjadi di tuba falopii (90%).

Kehamilan ektopik dapat mengalami abortus (ruptur/gugur) apabila kehamilan berkembang melebihi kapasitas ruang tempat implantasi, keadaan ini disebut kehamilan ektopik terganggu. Kehamilan ektopik merupakan suatu keadaan yang berbahaya karena dapat menyebabkan perdarahan hebat dan berulang. Pada akhirnya, ini dapat menyebabkan penurunan fertilitas atau kesuburan dan bahkan kematian ibu dan janin. Seram ya?

Pada kehamilan normal, proses pembuahan (pertemuan sel telur dengan sperma) terjadi pada tuba, kemudian sel telur yang telah dibuahi digerakkan dan berimplantasi pada endometrium rongga rahim. Kehamilan ektopik dapat disebabkan antara lain karena bekas radang pada tuba, sehingga hasil pembuahan terhambat ke rongga rahim, terdapat tumor atau kista pada tuba, endometriosis (jaringan endemetrium ditemukan di luar kavum uteri dan di luar miometrium), memiliki riwayat operasi tuba, dan kelainan anatomi kongenital.

Pada kehamilan perut, janin berkembang dalam rongga perut, namun tempat pertumbuhan yang tidak sempurna menyebabkan janin tidak tumbuh normal atau kematian janin. Bila janin meninggal pada usia kehamilan lanjut, maka janin dapat membatu.

Bagaimana gejala kehamilan ektopik? Gejala awal yang harus diperhatikan antara lain terdapat tanda-tanda kehamilan, seperti mual, muntah, tidak menstruasi, dan sebagainya, nyeri yang dapat dirasakan pada satu sisi atau kedua sisi perut bagian atas, bawah, atau seluruh bagian perut, terdapat bercak darah (spotting) atau perdarahan yang biasanya berwarna hitam.

Gejala yang lebih lanjut antara lain penderita pucat, kesadaran menurun atau lemah, bahkan syok akibat kehilangan banyak darah, nyeri bahu dan bagian samping leher, nyeri perut yang disertai perut menegang.

Walaupun gejala-gejala tersebut telah jelas, namun tetap perlu dilakukan beberapa pemeriksaan pada penderita. USG (ultrasonografi) dapat memberi diagnosa pasti kehamilan ektopik bila ditemukan kantong gestasi di luar rahim yang di dalam kantong gestasi tersebut tampak denyut jantung janin. 
Laparoskopi merupakan diagnosa awal yang sangat berguna pada kehamilan ektopik, dengan cara ini dapat dilihat perubahan-perubahan pada tuba secara langsung.

Penanganan kehamilan ektopik harus sesegera mungkin. Bila kehamilan ektopik telah diketahui sejak dini, ketika belum terjadi ruptur dan penderita dalam kondisi stabil, maka dapat diberikan obat. Pemberian obat ini dilakukan dengan pengawasan yang ketat dan penderita juga harus memenuhi kriteria pemberian obat tersebut.

Haruskah operasi? Operasi dilakukan sesuai kondisi penderita. Bila penderita sudah punya cukup anak dan terdapat kelainan pada tuba, maka dipertimbangkan pengangkatan tuba untuk mencegah kehamilan ektopik berulang. Namun bila penderita belum mempunyai anak atau masih ingin mempunyai anak lagi, maka dipertimbangkan operasi untuk mempertahankan tuba.

Deteksi dini kehamilan ektopik sangat penting karena dengan mengetahui sejak awal, maka dapat dilakukan penanganan secara cepat.

Sumber

No comments: