Dia adalah cowok kalem yang pernah aku temui. Pintar, baik hati dan sopan. Sementara aku dan temanku (cewek) adalah tipe yg gak bisa diam dan suka iseng. Namun semua itu menjadikan kami saling melengkapi. Saat dia kesal dengan temanku yg satunya, aku yg menjadi penengah. Saat aku kesal dengan temanku itu, dia yg menjadi penengah... well...kalau temanku yg satunya itu sih gak pernah jadi penengah, karena dia yg paling gak sabaran diantara kami bertiga :)
Sering kami bertiga janjian ke kantin atau warung terdekat untuk makan siang bersama. Atau aku hanya berdua temanku, sementara dia bersama dengan teman-temannya.
Pernah satu hari, aku dan temanku membujuk dia untuk menemani kami berdua ke Citraland, untuk facial. Dan dia dengan senang hati menemani, bahkan ikut nyobain facial juga...hihihi...
Pernah juga aku dan temanku bertengkar dengan dia. Di mulai dari ledekan iseng, yang ternyata menyakiti hatinya yang sensitif... :( Aku heran kenapa dia gak pernah bertegur sapa lagi denganku saat aku berpaspasan dengannya. Dia gak pernah lagi mengirim office email yang berisi lelucon atau sekedar bertukar berita. Aku pun bertanya, ada apa sebenarnya... jelaslah dia tersinggung, sedih dan marah oleh ledekan iseng aku dan temanku. Aku ingat, aku sampai harus menulis email yang panjaaaang untuk permohonan maaf, karena aku tau sebenarnya aku salah, ledekan aku dan temanku padanya sudah diluar batas keisengan :(
Aku senang saat permintaan maafku diterima. Temanku gak pernah minta maaf atas perbuatannya, dan mungkin itu pula yg membuat dia agak menjauh dari temanku.
Sejak itu, dia semakin terbuka denganku. Banyak cerita yg dia share untuk kami bertiga, namun ada pula cerita yg hanya dia percayakan padaku.
Aku ingat, saat dia cerita mengirimkan lamaran ke suatu tempat jauh dari pulau Jawa. Suatu lamaran yang dikirimkan karena tawaran pekerjaan yg ditawarkan seseorang padanya. Saat dia minta pendapatku, aku bilang..kalau memang itu baik buat dia, ambil aja karena tawaran baik sulit untuk datang kedua kalinya. Tiap proses yang dia lalui, selalu dia ceritakan padaku, dengan permintaan, tolong jangan cerita sama orang lain. Sampai akhirnya dia cerita bahwa dia sudah diterima di tempat itu dan harus pindah dalam waktu kurang dari 2 bulan.
Aaahhh...begitu cepatnya waktu berlalu, saat dia berlalu dari kantor dan pindah menjemput masa depannya yang lebih baik. Tinggal aku berdua temanku yang melalui hari-hari kami tanpa dia. Walau kami sering berkirim email, namun frekuensinya hanya sedikit. Mungkin dia sibuk dengan kerjaannya yang baru...
Gak lama setelah itu, aku pun mengundurkan diri dari pekerjaanku karena harus mengikuti suamiku bertugas di Cape Town. Kami bertiga menjadi terpisah jarak dan waktu...
Setahun yang lalu, kami bertemu lagi di Jakarta. Saat aku mudik ke tanah air, dia datang dari tempatnya yang jauh, dan temanku yang sudah pindah dari kantor itu pun juga datang. Kami datang untuk menghadiri penutupan kantor kami. Iya, kantor kami ditutup selamanya.
Aku bertemu dia dan sempat berfoto dengannya. Aku gak sempat untuk ngobrol panjang lebar, karena dia bilang, dia harus pergi untuk pergi ke tanah kelahirannya. Namun dia berjanji, sebelum dia kembali ke tempat kerjanya yang jauh itu, dia akan menyempatkan diri untuk bertemu lagi denganku, dan dengan temanku. Temanku itu, gak sempat ketemu dengan dia. Saat temanku datang, dia sudah berlalu... Namun janji tinggal janji, karena dia terlalu sibuk untuk menyelesaikan urusannya di hari yang dia janjikan itu, janji makan siang pun di batalkan. Dan sorenya dia segera berlalu mengejar pesawat yang membawanya pergi jauh....
Itu lah pertemuanku terakhir dengannya....
2 minggu sebelum tanggal 16 Juni, saat aku dan temanku bertegur sapa lewat email, kami berdua bertanya-tanya bagaimana kabar dia, si cowok pendiam. Aku bilang, aku akan tanyakan dengan kirim email. Namun, aku lupa.... saat aku ingat, aku selalu menunda dan mengatakan "besok saja ahh kirim emailnya"
Tapi ternyata "besok" itu gak akan pernah ada lagi...
Karena tanggal 16 Juni 2011, aku mendapat kabar dia meninggal dunia karena serangan jantung saat dia sedang cuti dan kembali ke tanah kelahirannya. Seperti petir di siang hari. Aku gak percaya, semua yang mendengar kabar itu gak percaya... Hari ini tepat 10 hari setelah kepergiannya namun aku masih belum bisa percaya dan berharap email dia ada mengunjungi inbox-ku, menyapaku... tapi semua itu gak akan terjadi, karena dia udah pergi selamanya :'(
Begitu banyak cerita suka dan duka... tertawa dan kecewa kita bagi bersama...
Selamat jalan sahabatku YRG, Allah sangat menyayangimu sehingga Dia memanggilmu dengan cepat...Kenangan persahabatan kita abadi selamanya...
No comments:
Post a Comment