Test skrinning sederhana dengan menggunakan air seni pada ibu hamil dapat membantu untuk mendeteksi secara akurat apakah sang ibu akan menderita pre eklampsia saat hamilnya.
Pre eklampsia merupakan salah satu penyebab kematian terbesar pada ibu hamil. Keadaan ini biasanya terjadi pada minggu ke 20 kehamilan, yang ditandai dengan meningkatnya tekanan darah, ditemukannya protein dalam air seni dan pembengkakan pada kedua tungkai.
Bila keadaan ini memburuk, akan menyebabkan terjadinya eklampsia, dimana ibu akan mengalami kejang-kejang, gagal ginjal dan stroke, yang dapat menyebabkan kematian pada ibu maupun janin, atau menyebabkan terjadinya kelahiran prematur.
Biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan tekanan darah pada saat asuhan antenatal untuk mendeteksi adanya pre eklampsia, dan bila terjadi kenaikan tekanan darah biasanya keadaan sudah terlambat untuk diatasi.
Sekitar lima tahun yang lalu, peneliti dari Harvard Medical School menemukan bahwa terjadi penurunan dari kadar protein faktor pertumbuhan dari plasenta (ari-ari) dan peningkatan protein lainnya pada saat terjadinya pre eklampsia.
Penelitian dilakukan dengan melakukan skrinning (tapisan) terhadap air seni dari 120 wanita yang mengalami pre eklampsia dan 118 wanita yang mempunyai kehamilan normal. Pada wanita yang mengalami pre eklampsia terlihat, terjadi penurunan tajam pada kadar protein faktor pertumbuhan plasenta, enam sampai delapan minggu sebelum pre eklampsia terjadi. Sedang pada wanita yang hanya mengalami peningkatan tekanan darah selama kehamilan atau mempunyai janin dengan berat badan rendah, tidak terlihat adanya penurunan protein ini.
Dengan pemeriksaan air seni sederhana, dapat memprediksi terjadinya pre eklampsia, satu atau dua bulan sebelum gejala klinis terlihat. Hal ini akan banyak sekali membantu menekan angka kesakitan dan kematian pada ibu maupun janin yang disebabkan karena pre eklampsia.
Sumber: Journal of the American Medical Association
No comments:
Post a Comment